Analisis Film : Men, Women & Children

Penulis : Winnie Elfita Budiman

Kamis (29/10/2021)

Sumber : Rizki Firmansyah

Judul Film        : Men, Women & Children

Tahun Rilis       : 2014

Genre              : Komedi/Drama

Durasi              : 1 Jam 59 Menit

 

ANALISIS FILM MEN, WOMEN & CHILDREN

Halo semuanya, kali ini saya akan mereview atau memberikan analisis saya mengenai film Men, Women & Children. Film ini di rilis pada tahun 2014 dengan genre Komedi-Drama. Dari highlight yang bisa ditangkap film ini berkaitan erat dengan pola pikir setiap manusia dalam menghadapi isu – isu sosial yang mereka alami melalui internet dan media sosial. Selain itu, film ini membantu  kita untuk memahami bagaimana cara menggunakan internet secara bijak agar kita bisa mengetahui batasan yang tepat dalam penggunaan internet.

Sosial media dan internet merupakan satu dari sekian penemuan betapa canggihnya teknologi, tidak selalu memberikan dampak yang positif ternyata internet bisa menjadi boomerang yang kuat untuk menghancurkan kehidupan seseorang. Alasannya adalah internet kini sangat mudah di akses bahkan oleh seorang pemula yang baru menggunakannya, fitur yang dibuat dengan mudah agar penggunanya secara cepat mengetahui dan memahami penggunaan internet sebagai wadah seluruh komponen salahsatunya sosial media. Tidak memandang usia, penggunaan internet yang salah menurut saya berdampak terhadap kebiasaan yang dapat memicu budaya baru yang tidak seharusnya di budayakan.

            Kembali fokus pada film Men, Women & Children, film ini memperlihatkan masimg – masing individu atau 4 keluarga dalam menggunakan media sosial yang dinilai “negatif”. Pada awalnya saya sempat mengira bahwa internet ini rentan digunakan oleh pemula yang berusia muda atau di bawah umur, namun ternyata sosok orang tua pun bisa masuk ke dalamnya, pemahaman mereka yang kurang dalam membatasi kegiatan anaknya yang berselancar di dunia maya bisa menimbulkan kesetaraan yang sama dalam kesalahan penggunaan internet. Bahkan, bisa jadi orang tua justru sama – sama baru mempelajari fitur – fitur yang ada di internet dan gagal dalam mengasi diri sendiri dan juga anaknya.

            Di film ini ada 4 keluarga yang menjadi pemeran utama dan menampilkan sosok yang berbeda sebagai pengguna internet. Dari sisi orang tua ada yang menjadi orang tua yang protektif kepada anaknya dengan membatasi hingga menghancurkan privasi sang anak dengan menyadap seluruh kegiatan anaknya di internet dan sosok ini diperankan oleh Jennifer Garner yang berperan sebagai Patricia Beltmeyer dia begitu protektif pada anaknya Brandy Beltmeyer yang diperankan oleh Kaitlyn Dever, sang anak merasa terkekang sebenarnya karena seluruh jejak internet yang ia telusuri dapat diketahui ibunya bahkan ada pria yang berusaha mendekatinya pun sang ibu bisa mengetahuinya.

Selanjutnya ada Judy Greer yang memerankan Donna Clint sebagai ibu yang memanfaatkan anaknya dengan menjadi model dewasa agar sang anak mendapat ketenaran begitupun Hannah Clint sang anak yang menyukai ketenaran dan merasa didukung penuh oleh ibunya untuk menjadi seorang aktris. Untuk lebih singkatnya film ini juga berisikan bagaimana seseorang menjadi kecanduan bermain game, kemudian seorang ayah yang kecanduan menonton video porno di situs online, juga wanita yang mencari motivasi untuk berdiet namun sayangnya secara berlebihan sehingga menyebabkan dirinya mengalami anoreksia (penyakit akibat berlebihan melakukan diet secara ketat) hingga hamil di luar nikah, dan suami dan istri yang saling menyelingkuhi.

Saya melihat ada isu sosial yang menjadi kata kunci juga di film ini, yaitu pornografi, hak privasi, seks bebas, kecanduan game, dan popularitas. Pornografi menjadi suatu hal yang kini sangat mudah diakses oleh pengguna internet dan seperti yang kita ketahui pornografi dapat merusak banyak hal dalam diri kita salahsatunya otak yang mengakibatkan daya ingat menjadi berkurang dan memberikan dampak yang buruk bagi organ vitalnya sendiri jika itu terjadi dalam dunia nyata.

Lalu jika terjadi dalam dunia nyata itu dinamakan dengan seks bebas, dampak dari seks bebas ini berpengaruh pada hal – hal yang tidak diinginkan seperti kehamilan yang bisa terjadi di luar pernikahan, rusaknya diri karena terjun dan mendalaminya dengan sembarang, bahkan bisa memberikan penyakit pada tubuh kita jika kita tidak memikirkan bagaimana berhubungan badan yang sehat (tetap saja seks bebas harus dihindari karena tidak baik dan bisa timbul penyakit). Berbicara mengenai penyakit, kecanduan game juga menjadi bibit penyakit yang timbul karena kurangnya interaksi sosial yang dia rasakan dalam lingkungannya dan untuk kesehatan mata dan otak pun tidak begitu baik karena pemainnya akan mengalami kelelahan, namun sisi baiknya dalam bermain game bisa mengasah otak (tetap saja harus dilakukan dalam batas wajar).

Berbicara batas wajar, mengamati seseorang hingga mengganggu privasinya bukanlah hal yang bisa ditolerir sebenarnya karena itu mengganggu hak kita dalam melakukan apa yang kita mau dan juga kita jadi merasa terkekang dengan situasi yang ada. Bukan hanya itu mengganggu privasi orang lain tidak bisa dilihat dari siapa dan apa posisi dia, karena intinya setiap orang punya privasi yang harus kita hormati.

Dari film ini yang saya dapati adalah bahwa internet bisa sangat merusak moral setiap orang tergantung implementasinya masing – masing sebenarnya, namun sesuatu yang berlebihan dan tidak bisa dibatasi mampu memberikan dampak yang buruk bagi diri sendiri, jangan sampai kita dikelabui oleh sistem teknologi yang merusak kita secara keseluruhan. Peran orang tua harusnya mampu membantu anak untuk mendapatkan sisi yang baik dalam penggunaan internet, dan harusnya orang tua juga sama – sama belajar pengetahuan yang positif dalam internet untuk menambah pengetahuan terhadapa dirinya sendiri dan apa yang dapat dilakukan dalam membina anaknya.

Pembatasan terhadap anak memang harus dilakukan tetapi ingat bahwa itu juga dapat melanggar privasi anak dan justru anak bisa menjadi penasaran dan melakukan hal yang telah dilarang itu. Kita semua harus cermat memahami dan mempelajari situs internet dan sosial media di dalamnya. Kita tidak dapat mengatur bagaimana teknologi akan terus berkembang tapi kita yang harus mampu membatasi diri kita dengan baik.

Sekian analisis saya terhadap film Men, Women & Children. Saya harap para pembaca menyukai analisis yang telah saya buat.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Analisis Berita dalam Radio Elshinta 89.3 FM Bandung

Rindu Kampung Halaman : Project Hambalang Merilis Lagu Terbaru "Pulang?"